Slippage dalam Forex: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Bagikan:

Pendahuluan

Dalam dunia trading forex, banyak trader menginginkan eksekusi order pada harga yang diinginkan. Namun, dalam kondisi pasar tertentu, harga eksekusi sering kali berbeda dari harga yang diminta. Fenomena ini disebut slippage.

Slippage bisa menjadi keuntungan atau kerugian bagi trader tergantung pada arah pergerakan harga. Untuk itu, penting bagi trader untuk memahami apa itu slippage, mengapa terjadi, bagaimana cara menghindarinya, serta strategi untuk meminimalkan dampaknya.


Apa Itu Slippage dalam Forex?

Slippage adalah selisih antara harga yang diharapkan trader dengan harga eksekusi sebenarnya.

Slippage terjadi karena adanya perubahan harga secara cepat sebelum order dapat dieksekusi. Hal ini biasa terjadi dalam kondisi pasar yang volatil, terutama saat ada rilis berita ekonomi atau pergerakan pasar yang sangat cepat.

Bagaimana Slippage Bekerja?

Ketika Anda memasang order di pasar forex, ada tiga kemungkinan hasil eksekusi:

  1. Eksekusi Tanpa Slippage – Order dieksekusi tepat pada harga yang diinginkan.
  2. Slippage Positif – Order dieksekusi pada harga lebih baik dari yang diminta.
  3. Slippage Negatif – Order dieksekusi pada harga lebih buruk dari yang diminta.

📌 Contoh Slippage dalam Forex:

  • Anda ingin membeli EUR/USD di harga 1.1000.
  • Namun, karena volatilitas tinggi, order Anda dieksekusi di 1.1005.
  • Terjadi slippage negatif sebesar 5 pips.

Sebaliknya, jika order Anda dieksekusi di 1.0995, maka Anda mengalami slippage positif sebesar 5 pips.


Jenis-Jenis Slippage dalam Forex
1. Slippage Positif

🔹 Order dieksekusi pada harga lebih baik dari harga yang diminta.
🔹 Menguntungkan bagi trader karena mendapatkan harga lebih rendah (untuk buy) atau lebih tinggi (untuk sell).

Contoh Slippage Positif:

  • Anda ingin membeli GBP/USD di 1.2500, tetapi order dieksekusi di 1.2495.
  • Anda mendapatkan keuntungan 5 pips lebih baik dari harga yang diminta.
2. Slippage Negatif

🔹 Order dieksekusi pada harga lebih buruk dari harga yang diminta.
🔹 Merugikan trader karena membeli di harga lebih tinggi atau menjual di harga lebih rendah.

Contoh Slippage Negatif:

  • Anda ingin menjual USD/JPY di 145.50, tetapi order dieksekusi di 145.45.
  • Anda mengalami kerugian 5 pips lebih buruk dari harga yang diminta.

Mengapa Slippage Terjadi dalam Forex?

Beberapa faktor utama penyebab slippage meliputi:

1. Volatilitas Tinggi

  • Saat terjadi rilis berita ekonomi penting (seperti Non-Farm Payroll atau keputusan suku bunga), harga dapat berubah sangat cepat.
  • Order yang diajukan trader mungkin tidak bisa dieksekusi tepat waktu, sehingga terjadi slippage.

2. Likuiditas Pasar

  • Pasangan mata uang dengan likuiditas tinggi (seperti EUR/USD) cenderung memiliki slippage lebih kecil dibandingkan pasangan mata uang eksotis.
  • Pada waktu tertentu, likuiditas bisa berkurang (misalnya saat pergantian sesi trading), yang meningkatkan risiko slippage.

3. Jenis Broker yang Digunakan

  • Broker Market Maker sering mengalami requote, yang bisa menyebabkan slippage lebih sering terjadi.
  • Broker ECN/STP memberikan harga real-time dari penyedia likuiditas, yang bisa mengurangi risiko slippage.

4. Ukuran Order yang Terlalu Besar

  • Jika Anda melakukan order dengan volume besar di pasar yang tidak cukup likuid, order Anda mungkin hanya akan dieksekusi sebagian pada harga yang diinginkan.
  • Sisa order akan dieksekusi pada harga berikutnya, yang menyebabkan slippage.

Bagaimana Cara Menghindari Slippage dalam Forex?

Meskipun slippage tidak dapat dihindari sepenuhnya, ada beberapa strategi untuk meminimalkan dampaknya:

1. Gunakan Broker dengan Eksekusi Cepat

  • Broker ECN/STP biasanya memiliki eksekusi order lebih cepat dibandingkan broker Market Maker.
  • Pastikan broker Anda memiliki infrastruktur server yang cepat dan stabil.

2. Gunakan Akun ECN dengan Spread Ketat

  • Akun ECN menawarkan spread lebih kecil dan eksekusi real-time, yang dapat mengurangi risiko slippage.
  • Meskipun ada komisi per trade, eksekusi yang lebih cepat bisa lebih menguntungkan dalam jangka panjang.

3. Hindari Trading Saat Rilis Berita Besar

  • Jika Anda tidak ingin menghadapi lonjakan harga tiba-tiba, hindari trading saat rilis berita ekonomi utama, seperti:
    • Non-Farm Payroll (NFP)
    • Keputusan Suku Bunga The Fed
    • GDP dan CPI dari negara besar
  • Jika tetap ingin trading saat berita besar, gunakan pending order dengan slippage control.

4. Gunakan Limit Order untuk Mengontrol Harga Eksekusi

  • Market Order cenderung lebih rentan terhadap slippage karena eksekusi langsung pada harga pasar.
  • Limit Order memungkinkan Anda menetapkan batas harga maksimum/minimum, sehingga hanya dieksekusi jika harga sesuai.

5. Pilih Pasangan Mata Uang dengan Likuiditas Tinggi

  • Pasangan mayor seperti EUR/USD, GBP/USD, dan USD/JPY cenderung memiliki slippage lebih kecil dibandingkan pasangan eksotis.
  • Hindari trading di pasangan dengan likuiditas rendah seperti USD/TRY atau EUR/ZAR.

6. Gunakan VPS untuk Trading yang Lebih Cepat

  • Jika Anda seorang scalper atau day trader, menggunakan Virtual Private Server (VPS) bisa mengurangi risiko slippage karena koneksi lebih stabil dan cepat.

7. Periksa Kualitas Eksekusi Broker Anda

  • Cek histori eksekusi order Anda untuk melihat apakah broker sering mengalami slippage negatif.
  • Gunakan akun demo untuk menguji performa eksekusi broker sebelum mulai trading dengan uang real.

Kesimpulan

📌 Slippage dalam forex adalah selisih antara harga yang diharapkan trader dengan harga eksekusi sebenarnya.
📌 Slippage bisa bersifat positif (harga lebih baik) atau negatif (harga lebih buruk).
📌 Slippage terjadi karena volatilitas tinggi, likuiditas rendah, dan eksekusi broker yang lambat.
📌 Trader bisa menghindari slippage dengan memilih broker ECN, menggunakan limit order, serta menghindari trading saat rilis berita besar.

Dengan memahami slippage dan cara mengatasinya, Anda bisa mengoptimalkan strategi trading dan mengurangi risiko kerugian akibat eksekusi harga yang tidak sesuai. 🚀

Artikel Pilihan

Scroll to Top