Kontroversi Trump dan Lonjakan Saham: Manipulasi Pasar atau Kebetulan?

Bagikan:

Pada hari Rabu, Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa ia akan menunda penerapan tarif per negara selama 90 hari. Keputusan ini langsung berdampak besar pada pasar saham, yang mengalami lonjakan signifikan. Namun, sejumlah pengamat dan pengguna media sosial mulai mempertanyakan apakah Trump telah memberikan sinyal terlebih dahulu mengenai kebijakan ini melalui unggahan di Truth Social miliknya.

Trump Posting di Tengah Pembukaan Pasar

Sekitar pukul 09.30 pagi waktu setempat, saat perdagangan saham baru dimulai, Trump mengunggah pernyataan:

“BE COOL! Everything is going to work out well. The USA will be bigger and better than ever before!”

Empat menit kemudian, ia menambahkan:

“THIS IS A GREAT TIME TO BUY!!! DJT”

Beberapa jam setelah unggahan tersebut, Trump mengumumkan penundaan tarif. Respon pasar sangat cepat—Nasdaq melonjak hampir 12%, S&P 500 naik 9,5%, dan Dow Jones bertambah 2.800 poin, kenaikan satu hari terbesar sejak 2008.

Spekulasi tentang Manipulasi Pasar

Meskipun Trump bisa jadi hanya ingin menenangkan pasar, banyak pengguna media sosial yang menyebut kenaikan tersebut sebagai “Trump Pump”—istilah yang mengisyaratkan manipulasi pasar.

Richard Painter, mantan penasihat etika Presiden George W. Bush, mengatakan bahwa pernyataan Trump bisa menimbulkan pertanyaan serius mengenai niatnya.

“Ini adalah skenario yang dapat menimbulkan tuduhan bahwa Presiden melakukan manipulasi pasar,” ujarnya.

Riwayat Terkait $TRUMP Coin dan Tuduhan Insider Trading

Sebelumnya, Trump juga dikaitkan dengan tuduhan insider trading saat meluncurkan koin kripto bernama $TRUMP. Laporan menyebutkan bahwa beberapa investor awal memperoleh keuntungan besar, bahkan mencapai $109 juta, berdasarkan analisis dari The New York Times.

Respon Keras dari Tokoh Politik

Beberapa tokoh Partai Demokrat seperti Senator Chris Murphy, Richard Blumenthal, dan Alexandria Ocasio-Cortez mendesak dilakukan penyelidikan menyeluruh.

“Insider trading adalah ancaman nyata,” ujar Blumenthal.
“Siapa yang tahu sebelumnya soal kebijakan tarif ini? Apakah ada yang membeli atau menjual saham untuk meraup keuntungan pribadi?” tambah Adam Schiff, anggota DPR dari California.

AOC juga menyentil rekan-rekannya di Kongres agar transparan dalam pelaporan keuangan, mengingat batas waktu pelaporan kekayaan anggota DPR adalah 15 Mei.

Pemerintah Membantah Tuduhan

Juru Bicara Gedung Putih, Kush Desai, menepis tudingan para politisi Demokrat:

“Tugas Presiden adalah memberikan ketenangan kepada rakyat dan pasar, bukan menjadi sasaran tuduhan tak berdasar.”

Sementara itu, Departemen Kehakiman menolak berkomentar, dan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) belum memberikan pernyataan resmi.

Penutup: Perlu Investigasi Lebih Lanjut

Menurut Painter, kasus ini bisa memicu investigasi tentang siapa yang mengetahui keputusan tarif sebelum diumumkan, serta apakah ada potensi penyalahgunaan informasi dalam perdagangan saham.

“Presiden seharusnya fokus pada stabilitas ekonomi dan tidak memberikan saran investasi yang bisa memicu spekulasi liar,” tutup Painter.

Donald Trump, manipulasi pasar saham, insider trading, Truth Social Trump, tarif perdagangan, perdagangan saham AS, Trump Pump, saham melonjak

Artikel Pilihan

Scroll to Top