Cadangan Devisa Indonesia Turun: Dampak Terhadap Rupiah

Bagikan:

Penurunan Cadangan Devisa Indonesia: Apa yang Terjadi?

Cadangan devisa Indonesia tercatat mengalami penurunan signifikan sebesar US$4,6 miliar pada April 2025. Dari posisi sebelumnya sebesar US$157,1 miliar, kini turun menjadi US$152,5 miliar. Penurunan ini terjadi di tengah upaya Bank Indonesia (BI) untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah gejolak global akibat perang dagang dan tekanan pasar keuangan internasional.

Menurut Direktur Ekonomi Digital CELIOS, Nailul Huda, Bank Indonesia melakukan intervensi lebih agresif dibanding negara lain, seperti Vietnam yang hanya menggelontorkan sekitar US$2 miliar untuk intervensi serupa.


Mengapa Cadangan Devisa Penting?

Cadangan devisa berfungsi sebagai “bantalan” keuangan negara, terutama untuk:

  • Menstabilkan nilai tukar rupiah

  • Membayar utang luar negeri

  • Menjaga kepercayaan investor

  • Membiayai impor strategis

Saat tekanan eksternal meningkat, seperti gejolak geopolitik atau perang tarif, BI menggunakan cadangan ini untuk menyuntik likuiditas valas ke pasar. Ini bertujuan agar nilai tukar tidak jatuh terlalu dalam dan ekonomi tetap terkendali.


Dampak Terhadap Nilai Tukar Rupiah

Meski cadangan devisa turun, intervensi BI dinilai cukup efektif menjaga stabilitas rupiah. Nilai tukar rupiah sempat melemah ke Rp17.000 per dolar AS usai Lebaran 2025, namun berhasil ditutup lebih stabil di Rp16.520/USD pada 9 Mei 2025.

Namun, tetap ada risiko: jika cadangan devisa terus terkuras, kemampuan BI untuk menstabilkan rupiah bisa melemah, yang pada akhirnya memicu kepanikan pasar dan depresiasi lebih lanjut.


Apakah Penurunan Ini Mengkhawatirkan?

Ekonom senior dari Samuel Sekuritas, Fithra Faisal Hastiadi, menyebut penurunan cadangan ini sebagai yang terendah sejak 2022, namun masih dalam level wajar. Ia memperkirakan bahwa cadangan devisa akan berada di kisaran US$150–155 miliar pada kuartal II 2025 dan berpotensi pulih di semester kedua berkat:

  • Ekspor komoditas yang kuat

  • Pemulihan sektor pariwisata

  • Kembalinya aliran modal asing

BI juga menegaskan bahwa posisi cadangan devisa saat ini masih aman, setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang—jauh di atas standar kecukupan internasional minimal 3 bulan.


Analogi Sederhana: Cadangan Devisa = Tabungan Negara

Bayangkan cadangan devisa sebagai tabungan negara dalam bentuk mata uang asing. Ketika “penghasilan” dari ekspor atau investasi asing melambat, negara bisa menggunakan tabungan ini untuk memenuhi kebutuhan vital: bayar utang, beli barang impor penting, atau menjaga nilai tukar tetap stabil.

Tapi jika tabungan terus digunakan tanpa pemasukan baru, kondisi keuangan bisa rapuh. Itulah mengapa menjaga efisiensi dan ketepatan penggunaan cadangan devisa sangat krusial.


Kesimpulan

Penurunan cadangan devisa Indonesia pada April 2025 memang signifikan, namun masih dalam batas aman. Bank Indonesia menggunakan instrumen ini untuk melindungi nilai tukar di tengah ketidakpastian global. Namun ke depan, efisiensi penggunaan cadangan devisa dan upaya menjaga neraca pembayaran harus terus dioptimalkan agar rupiah tetap kuat dan ekonomi stabil.

Artikel Pilihan

Scroll to Top